Kebangkitan Dokter Pribumi dalam Lapangan Kesehatan : Melawan Wabah Pes, Lepra dan Influenza di Hindia Belanda Awal Abad 20

Siti Hasanah

Abstract

Abstrak :

Dalam upaya memutus mata rantai wabah dibutuhkan sinergitas yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, antara dokter dan masyarakat, maupun sesama dokter itu sendiri. Dalam tatanan birokrasi kesehatan kolonial, awalnya dokter pribumi selalu mengalami diskriminasi dan pada beberapa kasus hubungan dengan dokter Eropa tidak harmonis. Namun saat-saat terjadi wabah mengharuskan mereka tetap bersinergi. Awalnya dokter Eropa lebih dominan untuk menjadi tokoh-tokoh kunci dalam penelitian dan pencarian solusi ketika terjadi wabah. Lalu trendnya berubah sejak awal abad ke 19. Atas kebangkitan dokter pribumi yang tidak terlepas dari revolusi pendidikan STOVIA dan kemunculan Vereeniging van Inlandsche Geneeskundige, sebuah perkumpulan dokter pribumi di tahun 1909. Dua faktor ini mendorong para dokter pribumi semakin melibatkan diri dalam lapangan kesehatan maupun penelitian. Tulisan ini ingin menelusuri lebih jauh kebangkitan para dokter pribumi dalam lapangan kesehatan sejak awal abad 20, khususnya dalam konteks penanganan wabah di beberapa daerah. Lalu seperti apa sinergitas yang dibangun antara dokter pribumi dengan dokter Eropa dalam penanganan wabah, khususnya wabah pes, influenza dan lepra.

Kata kunci : Kebangkitan, Dokter pribumi, Sinergitas, Wabah

Full Text:

PDF
Copyright (c) 2021 Masyarakat Indonesia
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.