KETAHANAN SOSIAL NELAYAN: UPAYA MERUMUSKAN INDIKATOR KERENTANAN [VULNERABILITY] TERKAIT DENGAN BENCANA PERUBAHAN IKLIM

Ary Wahyono

Abstract

Studies on the impact of climate change on the vulnerability of fishermen communities are still rare. The vulnerability studies highlight the physical dimensions whereas the social dimensions with climatic change are rarely performed. This paper attempts to obtain an understanding about the issue of the vulnerability of
fishermen communities with climate change context. Vulnerability caused as a result of climate change is an important component of any effort to determine the magnitude of the threat posed by its natural phenomenon. Measuring the social vulnerability indicators starts from the understanding about social vulnerability refers to the
exposure that is an exposure acceptance of a danger or stress conditions in groups or individual level. The level of social vulnerability is strongly influenced by access factor to natural resources and diversity of income sources. Vulnerability changes all the time, both in short or long term, depending on how much adaptation changes, as in the character threats, exposure to the threats, sensitivity, and capacity to response or recovery efforts that produce results quicker. Vulnerability analysis is useful for determining the effective instrument to propose the corrective
actions with defensive strategies and facilitate the adaptation. One of the important things is vulnerability happens when the fishermen do not have the anticipation capacity to make any adjustments or efforts to overcome the impact of natural disasters due to weather anomalies or extreme weather. Reduced income plus the growing debt-ridden life sustaining household is vulnerability characteristic. Meanwhile, there is no mechanism solutions to overcome the marginalization of fishermen, there is no diversification of the fishing gear, and no other activities outside the fishery. The social relations pattern on a patron-client fishing community does not help fishermen (workers) from the slump caused by climate change. Collectivity do not provide an insurance for lower groups, while institutional foundations are underprivileged to provide social durability to fishermen communities as a whole.


Keywords: fishing vulnerability, exposure, adaptive capacity, climate change


ABSTRAK


Studi tentang dampak perubahan iklim terhadap kerentanan masyarakat nelayan masih jarang dilakukan. Studi tentang kerentanan lebih menyoroti dimensi kerentanan fisik, sedangkan dimensi sosial terkait dengan perubahan iklim kurang sekali dilakukan. Tulisan ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai isu kerentanan masyarakat nelayan yang kontekstual dengan perubahan iklim. Kerentanan yang ditimbulkan sebagai
dampak perubahan iklim merupakan komponen penting dari setiap upaya untuk menentukan besarnya ancaman yang ditimbulkan oleh fenomena alam dari perubahan iklim. Upaya mengukur indikator kerentanan sosial (social vulnerability) berangkat dari pemahaman bahwa kerentanan sosial merujuk pada keterpaparan, yaitu penerimaan terhadap terpaan suatu bahaya atau terdapatnya kondisi stress di tingkat kelompok atau perorangan akibat terpaan
suatu bencana. Tingkat kerentanan masyarakat tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor akses terhadap sumber daya alam dan diversitas sumber pendapatan. Kerentanan dapat berubah setiap saat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tergantung seberapa besar perubahan adaptasi, seperti karakter ancaman, exposure to the threats, sensitivitas, dan capacity to response atau usaha pemulihan yang menghasilkan hasil lebih cepat. Analisis kerentanan sangat bermanfaat untuk menentukan instrumen apa yang efektif untuk mempromosikan tindakan perbaikan dengan strategi bertahan dan memfasilitasi adaptasi yang dilakukan. Salah satu temuan penting adalah kerentanan terjadi jika nelayan tidak memiliki kapasitas mengantisipasi dengan melakukan penyesuaian atau upaya mengatasi dampak dari bencana alam akibat anomali cuaca atau cuaca ekstrem. Penghasilan yang berkurang ditambah dililit utang yang semakin membesar untuk menopang kehidupan rumah tangga adalah karakteristik kerentanan. Sementara itu, tidak ada mekanisme solusi untuk mengatasi terjadinya marginalisasi nelayan, tidak ada diversivikasi alat tangkap, dan tidak ada kegiatan mata pencaharian di luar perikanan. Pola relasi sosial patron-client pada komunitas nelayan tidak menolong nelayan (buruh) dari keterpurukan akibat perubahan iklim. Kolektivitas yang ada tidak memberikan asuransi bagi kelompok lapisan bawah, sementara pranata kelembagaan kurang mampu memberikan daya tahan
sosial masyarakat nelayan secara keseluruhan.


Kata kunci: kerentanan nelayan, keterpaparan, kapasitas adaptasi, perubahan iklim

Keywords

Ketahanan Sosial

Full Text:

PDF

References

Acheson, J. M. (1981). Anthropology of fishing. Dalam Annual Review of Anthropology (275–307). Annual Review Inc.

Adger, W. N. (1998). Indicators of sosial and economic vulnerability to climate change in Vietnam. London: University College London.

Adger, W. N. (1999). Social vulnerability to climate change and extremes in coastal Vietnam. World Development, 27(2), 249-269. Adger,

W. N. (2000). Social and ecological resilience are they related. Dalam Progress in human geography, 24(3), 347-364.

Adger, W.N., Brooks, N. K., Bentham, M., Agnew, M. G., & Eriksen, S. (2004). New indicators of vulnerability and adaptive capacity. (Technical Report, Tyndall Centre).

Adhuri, D.S., Laksmi, R., Wahyono, A. (2015). Survei membangun adaptasi perubahan iklim pada nelayan/masyarakat pulau-pulau kecil di lokasi

coremap. Jakarta: Pusat Penelitian Oseanologi LIPI

Conner, T.A. (2005). Social vulnerability and adaptive capacity to climate change, impacts indentiffying atrributes in two remote coastal communities

on Haida Gwaii, British Columbia. Saanich: University of Victoria.

Cutter, S. L., Bryan, J. B., & Shieley, W. L. (2003). Social vulnerability to environmental hazards. Social Science Quarterly, 84(2).

Denslow, J. S. (1985). Implication of patch dynamics for the organization of communities and the functioning of ecosystems. Dalam S. T. A.

Pickett dan P. S. White (Eds.), The ecology of natural distubance and patch dynamic. Flrorida: Academic Press.

Gallopin, G. C. (2006). Lingkage between vulnarebality, recilience, and adaptive capacity. Dalam Global Environmental Change, 16, 293–303.

Giddens, A. (1984). The constitution of society: Outline of the theory of structuration. Cambridge: Polity Press.

Kelly, P. M. & Adger, W. N. (2000). Theory and practice in assessing vulnerability to climate change and facilitating adaptation. Climatic

Change, 47, 325–352.

King, D. & MacGregor, C. (2000). Using social indicators to measure community vulnerability to natural hazards. Australia Journal of Emergency

Management, 15(3). pp. 52–57.

Macchi, M. G., Hoermann, A. M., Choudhury, D. B. (2011). Climate variability and change in the Himalayas community perceptions and responses. Nepal: International Centre for Integrated Mountain Development.

Tuller, S. A., Da Silva, J. P., LoRusso, K. P. R., & Kay, R. (2008). Assessing vulnerabilities: Integrating information about driving forces that affect

risks and resilience in fishing communities. Human Ecology Review, 15(2),

Wahyono, A., Imron, M., & Nadzir, I. (2012). Kerentanan petambak garam akibat perubahan musim hujan di Desa Randutatah, Kabupaten Probolinggo. Dalam Prosiding Seminar Nasional Riset dan Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 2012 dan Pertemuan Ke-IV IMFISERN, 137–160. Jakarta: PT. Gading Inti Prima.

Wahyono, A., Imron, M., & Nadzir, I. (2013a). Laporan penelitian studi penyusunan indikator kerentanan sosial budaya masyarakat pesisir akibat perubahan iklim: Identifikasi kerentanan sosial-budaya masyarakat pesisir. Jakarta: Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI.

Wahyono, A., Imron, M., & Nadzir, I. (2013b). Studi kerentanan masyarakat pesisir akibat perubahan iklim: Kasus perikanan tangkap di Kabupaten Banyuwangi. Jakarta: PT. Gading Inti Prima.

Wahyono, A., Imron, M., & Nadzir, I. (2014a). Indikator kerentanan sosial budaya masyarakat pesisir akibat perubahan iklim: Sintesa empat daerah Kabupaten Probolinggo, Minahasa Utara, Banyuwangi, dan Pacitan. Jakarta: PT Gading Prima.

Wahyono, A., Imron, M., & Nadzir, I. (2014b). Studi kerentanan masyarakat pesisir akibat perubahan iklim: Kasus nelayan di Kabupaten Pacitan. Jakarta: PT Gading Inti Prima.

Copyright (c) 2017 Masyarakat Indonesia

Refbacks

  • There are currently no refbacks.