TARA MITI TOMI NUKU: MERAWAT TOLERANSI DALAM TRADISI DI ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR

Obing Katubi

Abstract

Intoleransi beragama di Indonesia akhir-akhir ini menjadi masalah serius. Akan tetapi, ada beberapa wilayah di Indonesia yang dianggap berhasil dalam menjaga toleransi, misalnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur, terutama di Pulau Alor-Pantar. Bahkan, ketika   konflik dahsyat dengan isu agama melanda sebagian wilayah Indonesia Timur pascaruntuhnya Orde Baru, solidaritas komunitas lokal orang Alor-Pantar mampu membuat mereka terhindar dari konflik dahsyat tersebut. Hal itu karena sejak dulu orang-orang di tiap kampung di Pulau Alor-Pantar mengembangkan cara untuk menghindari konflik, termasuk konflik yang bernuansa agama, berbasis tradisi. Karena itu, kehidupan beragama masyarakat di Kepulauan Alor-Pantar dan hubungannya dengan adat  banyak mengundang minat para akademisi untuk membahasnya. Berbeda dengan berbagai tulisan para akademisi sebelumnya, tulisan ini membahas bagaimana komunitas Muslim dan Kristiani menata kehidupan mereka bersama dengan memberikan penghormatan khusus pada tradisi lokal, yakni semboyan Tara miti Tomi nuku, yang artinya 'berbeda-beda tetapi satu bersaudara.' Untuk membahas hal itu, tulisan ini memaparkan tiga hal, yaitu 1) cara berbagai kelompok etnis di Alor mengajarkan pentingnya saling menghargai antarumat beragama melalui tradisi lisan lego-lego, terutama melalui lirik lagunya; 2) cara orang Alor-Pantar mengolah tradisi lisan lego-lego untuk anak-anak muda. Tulisan ini berdasar penelitian lapangan dengan metode etnografi.  Agar lego-lego yang sebagian liriknya mengajarkan toleransi tersebut tetap diminati oleh anak-anak muda, tradisi lisan lego-lego dibuat rekaman dengan menggunakan alat musik baru, dengan judul kaset rekaman "Taramiti Tominuku." 

Keywords

toleransi beragama, tara miti tomi nuku, lego-lego, Alor

Full Text:

PDF

References

BPS Kabupaten Alor. (http://alorkab.go.id/new/index.php/kondisi-umum/keagamaan, diunduh 10 Oktober 2017).

Gomang, Syarifuddin R. (2006). “Muslim and Christian Alliances: ‘Familial Relationship’ between Inland and Coastal Peoples of the Belagar Community in Eastern Indonesia,†dalam Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde (BKI), 162-4 (2006): 468—489.

Gomang, Syarifuddin R. (1993). The People of Alor and Their Alliances in Eastern Indonesia: A Study in Political Sociology. Wollongong, Australia: University of Wollongong. [M.A.t hesis].

Gomang, Alexander Piether Puling. (2013). Sistem Kekerabatan Sosial Masyarakat Desa Aimoli – Alor dalam Relasi Islam dan Kristen. Tesis Program Magister Sosiologi Agama, Program Pascasarjana FTEO-Universitas Kristen Satya Wacana.

Penali, Abednego B.P. (2015). Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Desa. Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi, FISIP, Universitas Negeri Jember.

Rodemeier, Susanne. 2010. â€Islam in The Protestant Environment of The Alor and Pantar Island,†dalam Indonesia and the Malay World Vol. 38. No. 110: 27—42.

Wellfelt, Emilie. (2007). â€Diversity & Shared Identity: A Case Study of Interreligious Relations in Alor, Eastern Indonesia.†Tesis Program Master.

Copyright (c) 2020 Masyarakat Indonesia
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.