DARI REPRESI POLITIK KE JERATAN KAPITAL: PRAKTIK SWASENSOR DI HARIAN KOMPAS DALAM MEWACANAKAN TOLERANSI BERAGAMA
Abstract
This paper aims to understand the daily attitude of Kompas in preaching the issue of freedom of religion and tolerance, two important elements in the life of democracy. To explore the problem, the writer first analyzed the news of Saeni case, the food merchant that his merchandise was confiscated by the Civil Service Police Unit of Serang City, Banten for selling in Ramadan. News in Kompas daily about this then got a protest from Forum Pembela Islam. Since then this newspaper did not preach it anymore. The results of this study indicate that this case has been repeated that after the Reformasi era, Kompas daily keeps the practice of self-censorship in their reporting on religious issues. These findings
complement the previous study, that after the fall of the New Order in 1998, the media in Indonesia has not been entirely independent of its role in the democratization process (Nugroho, 2012; Lim, 2011; Tapsell, 2012; and Haryanto, 2011; Steele, 2011). The swasensor that has been the habitus of this media since the New Order continues to be maintained even though the arena has changed. If formerly selfcensorship was done in order to deal with New Order repression, now it is done to serve the interests of
media business and business groups.
Keywords: freedom of religion, tolerance, media, self-censorship, political economy
Â
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk memahami sikap harian Kompas dalam memberitakan persoalan kebebasan beragama dan toleransi, dua unsur penting dalam kehidupan demokrasi. Untuk menggali
permasalahan tersebut, pertama-tama penulis menganalisis pemberitaan kasus Saeni, pedagang makanan yang dagangannya disita Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang, Banten karena berjualan di bulan Ramadhan. Berita di harian Kompas tentang ini kemudian mendapat protes dari Forum Pembela Islam. Sejak itu koran ini tidak memberitakannya lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus ini sudah terjadi berulang yang menunjukkan setelah era Reformasi, harian Kompas tetap mempertahankan praktik swasensor dalam pemberitaan mereka terkait isu-isu agama. Temuan ini melengkapi penelitian sebelumnya, bahwa setelah jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998, media di Indonesia belum sepenuhnya bebas terkait perannya dalam proses demokratisasi (Nugroho, 2012; Lim, 2011; Tapsell, 2012; dan Haryanto, 2011; Steele, 2011). Swasensor yang telah menjadi habitus media ini sejak Orde Baru terus dipertahankan
sekalipun arenanya telah berubah. Jika dulu swasensor dilakukan dalam rangka menyiasati represi Orde Baru, saat ini hal itu dilakukan demi melayani kepentingan bisnis media dan kelompok usahanya.
Kata kunci: kebebasan beragama, toleransi, media, swasensor, ekonomi poli
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Hui, J. Y. (2010). “The Internet in Indonesia:
Development and Impact of Radical
Websites.†Studies in Conflict & Terrorism,
Arif, A. (2016). Semen yang Membelah Media: Relasi Kuasa di Balik Kontestasi Wacana Pro-Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Kendeng Utara di Harian Kompas. Tesis. Program Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Bourdieu, P. (1977). Outline of a Theory of Practice. Cambridge University Press. Cambridge, UK.
Bourdieu, P. (1990). The Logic of Practice. Stanford Univ. Press Stanford, California
Bourdieu, P. (2010). Arena Produksi Kultural: Sebuah Kajian Sosiologi Budaya. Terjemahan The Field of Cultural Production: Essays on Art and Literature. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Dhakidae, D. (1991). The Rise of Capital and the Fall of Political Journalism: Political Economy of Indonesian News Industry. Dissertation, Cornell University, Ithaca.
Fenton, Natalie. (2007). Bridging the Mythical Divide: Political Economy and Cultural Studies Approaches to the Analysis of the Media. London: Sage Publications.
Hamayotsu, Kikue. (2013). "The Limits of Civil Society in Democratic Indonesia: Media Freedom and Religious Intolerance." Journal of Contemporary Asia, Vol. 43, No. 4 , 658-577
Hanitzcsh, T. (2005). "Journalist in Indonesia: Educated but Timed Watchdogs." Journalism Studies, Volume 6, Nomor 4, 2005, pp. 493-508
Hanitzcsh, T. (2006). "Mapping Journalisme Culture: Teoritical Taxonomy and Case Studies from Indonesia." Asian Journal of Communication. Vol. 16, No. 2, Juni 2006. Pp 169-186
Haryanto, Igantius. (2011). "Media Ownership and Its Implications for Journalist and Journalism in Indonesia." Dalam Hill, T dan Sen, Krishna. (eds.) Politics and the Media in Twenty-First Century Indonesia. USA: Routledge
Hui, J. Y. (2010). “The Internet in Indonesia: Development and Impact of Radical Websites.†Studies in Conflict & Terrorism, Vol. 33, No. 2.
Keller, A. (2009). Tantangan dari Dalam: Otonomi redaksi di 4 Media Cetak Nasional: Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, dan Republika. Jakarta: Friderich Ebert Stiftung
Lim, M. (2011). "@Crossroad: Democratization and Corporatization of Media in Indonesia." Participatory Media Lab, Arizona State University and Ford Foundation
Miller, T. (2008). "Step Away from the Croissant': Media Studies 3.0." Dalam Hesmondhalgh, David & Toynbee, Jason. (eds). The Media and Social Theory. USA and Canada: Routledge
Nugroho, Y., Putri, D., & Laksmi, S. (2012). Memetakan Lansekap Industri Media Kontemporer di Indonesia. Jakarta: Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) and HIVOS
Oetama, J. (2009). Menggugat Diri dan Bersyukur. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
Ojong, P.K. (1981). Kompasiana: Esei jurnalistik tentang Berbagai Masalah. Jakarta: Penerbit Gramedia
Sen, K. & Hill, D.T. (2001). Media, Budaya dan Politik di Indonesia. Edisi terjemahan. Jakarta: ISAI
Soemaker, P & Reese, S. D. (1991) Mediating the Message:Theories of Influences on Mass Media Content. New York: Longman.
Steele, J. (2011). "Indonesian Journalism Post-Suharto: Changing Ideas and Profesional Practices." Dalam Hill, T dan Sen, Krishna. (eds.) Politics and the Media in Twenty-First Century Indonesia. USA: Routledge
Sudibyo, A., & Patria, N. (2013). "The Television Industry in Post Authoritarian Indonesia." Dalam Journal of Contemporary Asia, doi. 10. 1080/ 00472336. 2012.757434
Sularto, St. (2015). Syukur Tiada Akhir. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
Tapsell, R. (2012). "Old Tricks in a New Era: Self-Cencorship in Indonesian Journalism." Asian Studies Review, Juni 2012, vo. 36, pp 227-245
Wijayanto. (2015). "Old Practice in a New Era: Rasa as Basis of Self-Cenconship in Kompas Daily Newspaper". GSTF Journal on Media & Communcations (JMC), Vol. 2, No. 2, September 2015. Pp 66 - 74
Media Online
https://www.arrahmah.com/news/2016/06/17/fpi-menolak-pemberitaan-negatif-ramadhan-oleh-kompas-group.html. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.beritasatu.com/nusantara/369946-mui-penyitaan-dagangan-warteg-saeni-tidak-dibenarkan.html. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.beritasatu.com/politik/369841-ribuan-perda-dibatalkan-mayoritas-terkait-masalah-toleransi.html. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.dakwahmedia.net/2016/06/setelah-digeruduk-fpi-ini-pengakuan.html. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
https://news.detik.com/foto-news/3235059/fpi-datangi-kantor-kompas. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://news.detik.com/berita/3231404/wapres-jk-bela-ibu-warteg-yang-dagangannya-disita-satpol-pp-di-serang. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://news.detik.com/berita/3233433/ketua-dpr-minta-perda-soal-razia-makanan-saat-ramadan-dievaluasi. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.fpi.or.id/2016/06/fpi-datangi-tegur-kompas-terkait.html. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://islamedia.id/framing-berita-dikasus-razia-warteg-fpi-akan-datangi-media-kompas/. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.jpnn.com/read/2016/06/13/434557/Cerita-Ibu-Pemilik-Warteg-di-Serang-Soal-Serbuan-Maut-Satpol-PP-. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.jpnn.com/read/2016/06/14/435569/Punya-Perda-Larangan-Warung-Buka-Saat-Ramadan-Siap-Siap-Saja-Dievaluasi-. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://mediaindonesia.com/index.php/news/read/50479/wakil-presiden-dukung-saeni/2016-06-12. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.mediaindonesia.com/index.php/news/read/50757/pemerintah-batalkan-perda-intoleransi/2016-06-14. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.portalpiyungan.com/2016/06/wajib-tonton-full-video-fpi-datangi.html. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.remotivi.or.id/amatan/313/Kompas-dan-FPI:-Kisah-Usang-Yang-Terus-Berulang. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/06/13/o8p5x6383-jokowi-beri-santunan-untuk-ibu-penjual-warteg. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/06/14/o8rtav330-kasus-nenek-saeni-kemendagri-usul-revisi-perda-di-serang. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
http://www.suaranews.com/2016/06/didatangi-fpi-kompas-keder-hingga-minta.html. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/16/078780515/soal-razia-warung-makan-di-serang-fpi-datangi-kompas. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/12/173779179/ibu-penjual-nasi-dapat-bantuan-10-juta-dari-presiden-jokowi. Dilihat terakhir pada Sabtu, 24 September 2016
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/13/063779490/jokowi-batalkan-3-143-perda-perda-serang-tak-termasuk. Dilihat terakhir pada 24 September 2016.
http://www.viva.co.id/ramadan2016/read/784442-mui-penutupan-warung-di-bulan-ramadan-tak-perlu-represif. Dilihat terakhir pada 24 September 2016.
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/784642-perda-larangan-jual-makanan-di-bulan-puasa-akan-dievaluasi. Dilihat terakhir pada 24 September 2016.
http://news.okezone.com/read/2016/06/13/340/1413823/warteg-tetap-buka-bu-eni-saya-buta-aksara. Dilihat terakhir pada 24 September 2016.
http://news.okezone.com/read/2016/06/13/340/1414025/selain-serang-daerah-ini-miliki-perda-intoleransi. Dilihat terakhir pada 24 September 2016.
https://www.youtube.com/watch?v=rG0IlXysIKI. Dilihat terakhir pada 24 September 2016.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Refbacks
- There are currently no refbacks.