KOMODIFIKASI KEHIDUPAN PRIBADI DAN DEMOKRASI SEMU DALAM BUDAYA DIGITAL

Nina Widyawati

Abstract

Digital adalah perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi yang mempenggaruhi perubahan struktur masyarakat  dari mass ke mass -self . Pesan media  digital umumnya tersegmentasi dan menunjukkan pergeseran budaya dari budaya massa  ke  custom.  Teknologi digital melahirkan berbagai platform sosial media yang memfasilitasi individu memproduksi konten, sehingga lahirlah masyarakat sebagai produsen sekaligus konsumen (prosumer). Perkembangan ini diasumsikan melahirkan masyarakat yang egaliter. Oleh sebab itu, media digital dilihat sebagai ruang publik yang netral. Penelitian ini menganalisis perilaku prosumsi dalam praktek keseharian generasi  internet yaitu generasi  Y dan Z serta implikasinya terhadap interaksi sosial. Subyek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui focus group discussion (fgd).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua informan merupakan  prosumer.  Produksi dilakukan melalui ekspose kehidupan sehari-hari. Informan merupakan audience aktif terkait human interest, tetapi sedikit pasif dalam  konsumsi informasi sosial politik karena informasi diperoleh  dari portal berita dan komunitas.  Melalui teknologi digital, subjek penelitian mampu meningkatkan produktivitas karena dapat mengerjakan lebih dari satu kegiatan secara bersamaan, yaitu kuliah sambil bekerja. Akan tetapi media digital belum sepenuhnya egaliter dan demokratis, karena komunitas virtual bisa menghambat kebebasan berekspresi.

Keywords

budaya digital, prosumsi, komodifikasi, demokrasi semu

Full Text:

PDF

References

Baran, Stanley & Davis, Dennis K (2000) Mass Communication Theory. Foundations,Ferment, and Future. Ontario : Wadsworth Thomson Learning.

Beer, David (2013) Popular Culture and New Media, The Politics of Circulation.New York : Palgrave Macmillan.

Brunson, Russell (2015) .Dotcom Secrets, The Underground Playbook for Your Company Online. New York :Morgan James.

Castells, M. (2010). The Rise of the Network Society Second Edition with a New Preface. West Sussex: Wiley-Blackwell.

Cornfield, Michael, Jonathan Carson, Alison Kalis dan Emily Simon (2007) Buzz, Blogs, and Beyond : The Internet and The National Discourse in The Fall of 2004 dalam Nagrine, Ralph dan Stanyer, James. The Political Communication Reader. London : Routledge

Flew, Terry. 2004. New Media : An Introduction. Second Edition.Melbourne : Oxford University Press.

McCombs, Maxwell e & Shaw, Donald L (1995) The Agenda Setting Function of Mass Media dalam Barret, Oliver Boyd and Newbold, Christ (eds). Approaches to Media, A Reader. London : Arnold.

Poster, Mark 1997 Cyberdemocracy : Internet and the Public Sphere†dalam Porter, David, Internet Culture. London : Routledge.

Solove, Daniel J.(2007) The Future of Reputation : Gossip, rumor, and Privacy on the Internet. London : Yale University Press.

Widyawati, Nina (ed). (2010) Cyber Demokrasi, Wacana Emansipatoris dalam Pemilihan Presiden 2009.Jakarta :P2KK-LIPI.

Widyawati, Nina (2014) Etnisitas dan Agama Sebagai Isu Politik, Kampanye JK- Wiranto pada Pemilu 2009. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Wilson, Michele (1997) Community in The Abstract “ A Political and Ethical Dilema? Dalam Holmes , David (ed) Virtual Politics, Identity and Community in Cyberspace. London : Sage Publications.

Wood, Julia T (2011) .Comunication Mosaics : An Introduction to the Field of Communication. Boston : Wadsworth Cengage Learning.

Williams, Apryl A dan Marquez, Beatriz Aldana (2015). The Lonely Selfie King: Selfies and Conspicious Prosumption of Gender and Race. International Journal of Communication 9 (2015)

Winder,Davey .(2008). Being Virtual : Who You Really Are Online. West Sussex : John Wiley &Sons Ltd.

Surat Kabar /Majalah

Carr, Nicholar. (2008) Is Google Making Us Stupid?, What the Internet is Doing to Our Brain†Atlantic Montly July/August 2008 dalam http://perception.jhu.edu/chaz/teaching/courses/intro/files/readings/Nicholas_Nicholas_2008__Is_Google_Making_Us_Stupid.pdf

Erix Soekamti, anak Punk yang Ciptakan Sekolah dan Komunitas Kreatif.Tribunnews.com, 5 November 2016

Copyright (c) 2019 Masyarakat Indonesia
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.